Postingan

Bulek dan Reminder dari Gusti Allah (bag.2)

Rabu, 8 Agustus pukul 08.30. Aku buru-buru berangkat lebih awal karena mau mampir perpanjangan STNK motor terlebih dahulu. Di lorong sebelah rumah, aku berpapasan dengan Mbak Nisa yang hendak menyiram tanaman di halaman depan. Di depan rumah aku berpapasan juga dengan Mbak Novi, menantu bulek yang sehari-hari berjualan takoyaki dan jus di depan rumah. Kami pun saling bertegur sapa. Tidak ada pikiran macam-macam di kepalaku. Semua baik-baik saja, kukira. Sekitar jam 10.40, Mas menjemputku ke tempat kerja. “Nomor hp mu dihubungi kok ndak bisa?” “Iya, hp ku rusak, nggak pegang hp jadinya.” ”Sudah tau belum, kalau Lek Um nggak ada?”. “Innalillahi wa inna ilaihi roji’un..”, aku kaget bukan kepalang. Aku bergegas menutup toko dan pulang ke rumah. Ya Allah ini beneran nggak sih.. bisikku dalam hati sambil menahan air mata yang hendak menetes. Sampai di rumah, rumah bulek sudah dipasangi tenda dan sudah ramai orang, kursi-kursi dikeluarkan. Aku disambut oleh bapak deng

Bulek dan Reminder dari Gusti Allah (bag.1)

Selasa, 7 Agustus 2017 pukul 08.50 WIB. Pagi itu ketika hendak berangkat kerja, bulek memanggilku dari pintu samping rumahnya. Rumah kami memang bersebelahan, dipisahkan lorong sempit tempat keluarga kami memarkir kendaraan. Dari pintu samping rumah, kami biasa wara wiri, dari rumah bulek ke rumah bapak, atau sebaliknya. Sekedar bertegur sapa, mengobrol, ataupun keperluan lainnya. Sambil duduk di ruang tengah, bulek merintih padaku dengan wajah pucat, “nok, panggilin ibu ya..” Aku langsung meng-iyakan dan masuk rumah untuk memanggil ibu di kamar. Ibu pun bersegera ke rumah bulek untuk menanyakan keperluannya. Ternyata bulek mengeluhkan sakit. Semalaman hingga pagi sudah 10 kali lebih bolak-balik ke kamar mandi. Bulek diare sampai lemas, dan wajahnya pucat pasi. Dia bercerita kalau pagi tadi sudah diperiksa mantri, katanya dirujuk saja ke Puskesmas Sokorejo, yang ada rawat inapnya, supaya bisa diinfus. Bulek minta diantar ke Puskesmas. Baru seminggu ini memang kesehatan

Cerita Milty Tentang Akber

Gambar
Namaku Milty, tinggal di Kota Pekalongan. Kalau yang belum tau Pekalongan, silahkan buka maps , letaknya ada di pesisir pantai utara, Jawa Tengah. Kota yang terkenal dengan produksi batiknya, dan saat ini tengah membangun brand image -nya sebagai creative city . Awal mula kenal Akber, dari salah seorang teman yang mengajak saya untuk ikut kelas TOEFL gratis. Yang ada di benak saya pada waktu itu, oh ada ya kelas TOEFL yang diselenggarakan secara gratis. Jujur masih belum paham konsep 'kelas' yang dimaksud seperti apa. Oleh teman saya, saya cuma dikasih akun twitter penyelenggaranya dan diarahkan untuk daftar di sana. Sekilas saya lihat profil twitternya, saya dapatkan informasi bahwa penyelenggaranya yaitu Akademi Berbagi (Akber) Pekalongan. Di cover-nya saya lihat poster I Volunteer. Masih nggak paham juga maksudnya apa. Tapi saya sih nggak terlalu peduli. Yang penting bagi saya, ada kesempatan belajar gratis, dan materinya menarik, kenapa nggak? Tanpa pikir panjang

Potret Pelajar Inspiratif Kota Batik

Gambar
Photo: helozurich18 Ngomongin tentang pendidikan di Indonesia, teman-teman lebih sering mendengar pemberitaan positif atau negatif?  Kalau lebih banyak berita positif, kita patut bersyukur tentunya ya.. Tapi kalaupun lebih banyak negatifnya, sebetulnya itu hal yang wajar sih.. Karena di media, kita tahu bahwa berita buruk memang seringkali jadi topik yang menarik untuk diangkat. Istilahnya, bad news is a good news . Padahal sebenarnya banyak cerita menarik dan positif dari dunia pendidikan yang bisa kita angkat loh.. seperti yang akan kita bahas di tulisan kali ini, yaitu tentang sosok pelajar inspiratif. Ibra: "Berprestasi di sekolah dan di luar, kenapa enggak?" "Masa muda itu masa emas. Banyak kesempatan yang bisa didapatkan selagi muda. Dan nggak ada salahnya buat manfaatin kesempatan yang ada." - Vivian Ibra - Namanya Vivian Ibra. Biasa dipanggil Ibra. Siswa kelahiran 18 Mei 1999 ini kini duduk di bangku kelas XI SMK Negeri 2

Nonton Yang Nggak Biasa

Gambar
Minggu ini (19/2) kebetulan jadwal kosong. Jadi aku putuskan untuk nonton film di bioskop. Film-nya apa? SYTD 2 dong.. Yes, Surga Yang Tak Dirindukan 2. Kenapa pilih nonton film ini? Emm.. kenapa yah.. Mungkin gara-gara testimoni salah seorang teman, yang katanya sih filmnya bikin nangis. Nah, jadi penasaran deh, kira-kira aku bakalan nangis nggak ya kalau nonton film ini? Selain karena penasaran lanjutan cerita part 1 nya juga sih.. Kali ini aku nonton bareng partner setiaku, Sarah. Kita pilih jadwal tayang jam 14.40 WIB. Karena tayangnya udah lama dan bukan jam favorit untuk nonton, jadi amanlah ya kalau beli tiket dadakan. Cerita nonton kali ini jadi nggak biasa karena ada something yang menggelitik, atau bisa dibilang penuh ujian. Baiklah.. Cerita dimulai. Kami masuk ke ruang bioskop pas banget film mulai diputar. Dan.. hmm...luar biasa, baru saja duduk kita sudah disambut dengan aroma minyak kayu putih. OMG, berasa di bus nggak sih.. Bagi orang yang masuk angi